Senin, 06 Februari 2012

SETIAP WAKTU ADALAH MOMENTUM

Pagi cerah, udara segar, badan sehat adalah nikmat yang tak hingga dari Yang Kuasa. Pagi yang menyapa dengan hangat, saat kita mulai hari baru. Ya, hari baru, karena hari ini berbeda dengan hari kemarin. Pagi ini berbeda pula dengan pagi kemarin meski sama sama pagi. Senin ini pun berbeda pula dengan senin pekan lalu, karena tidak sama meski keduanya sama hari senin. Semua memiliki masanya tersendiri, tidak pernah terulang dan tidak pernah dapat dipercepat. Dalam kelebat lajunya yang sangat cepat, waktu dan hidup memberi kita momentum. Bahkan pada detik detiknya sekalipun. Yang menjadi jatah detik ini berlaku pula hari ini tapi tidak untuk detik berikutnya atau pun hari berikutnya. Tidak mungkin bisa ditunda tunda lagi karena hidup tidak mengenal siaran tunda.
Alangkah dangkalnya pemahaman dan cara kita jika memaknai momentum itu hanya pada waktu waktu seremonial seperti saat tibanya ulang tahun, kenaikan kelas, wisuda, saat pernikahan, atau usia pernikahan emas sekalipun. Memang bukan waktu itu sendiri yang memiliki daya lecut, tapi cara kita menggunakannya. Setiap detik adalah momentum. Momentum perbaikan diri, momentum kesuksesan dunia dan momentum keshalihan. Sebagaimana termaktub dalam Q.S. Al Ashr: ayat 1 sampai 3. "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan beramal sholeh, saling mengingatkan dalam kebenaran dan dalam kesabaran."
Sekarang kembali kepada diri kita, akan dioptimalkan dalam hal apa waktu yang sudah Alloh karuniakan kepada kita ini. Yang terpenting jangan terlewat dalam kesiasiaan. Tidak salah kalau Umar bin Khatab sangat berang terhadap orang yang menyianyiakan waktunya. "Aku sangat membenci salah seorang yang telah menyianyiakan waktunya, tidak untuk dunianya maupun untuk akhiratnya."