Jumat, 27 Januari 2012

Rasio Keuangan Keluarga

Saya merasa perlu mengutip tulisan Aidil Akbar dari Blog Tempo. Semoga Allah memberkahkan ilmu beliau. amiin. berikut tulisan dia:

Tahun baru semangat baru dan keinginan baru. Semua itu sah sah saja, akan tetapi sudahkah anda anda “ngecek” atau bahasa kerenya review apa yang sudah anda lakukan dengan keuangan anda selama satu tahun terakhir ini?.
Lho, knapa harus di cek? Mungkin itu kata anda dalam hati. Mungkin saja dalam kurun waktu satu tahun terakhir telah terjadi hal-hal didalam hidup anda dan keluarga yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan anda seperti misalnya promosi, kenaikan gaji, menambah anggota keluarga (kelahiran anak baru atau ada anggota keluarga yang ikut tinggal dirumah), kehilangan anggota keluarga (kematian), menambah atau mengurangi hutang dan masih banyak lagi lainnya. Nah, kondisi perubahan ini dapat mempengaruhi perubahan dikeuangan anda dan keluarga.
Bagaimana cara mengetahuinya?. Kalau anda pernah belajar keuangan perusahaan atau akunting dikenal ada istilah rasio keuangan perusahaan, didalam ilmu Perencana Keuangan atau Ekonomi Mikro terdapat juga rasio keuangan yang lebih simpel yaitu rasio keuangan keluarga.
Apa saja yang terdapat dan harus diperhatikan didalam rasio keuangan keluarga? Terdapat 6 jenis rasio keuangan yang dapat dipakai di Indonesia yang berhubungan dengan keuangan keluarga untuk melihat apakah yang sudah anda lakukan selama ini atau selama setahun terakhir ini masih dalam koridor keuangan yang layak.
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini mengindikasikan berapa lama (berapa bulan) anda dapat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan bulanan anda apabila semua penghasilan tidak ada sama sekali. Hal ini berhubungan dengan dana cadangan atau di ilmu Perencana Keuangan dan Ekonomi Mikro dkenal dengan dana darurat.
Jumlah minimum yang harus dimiliki adalah sebesar 1 bulan bagi anda yang masih lajang, sebesar 2 bulan apabila anda mempunyai 2 tanggungan dan minimum sebesar 3 bulan apabila anda mempunyai 3 tanggungan dan lebih.
2. Rasio Aset Cair (likuid) berbanding Kekayaan Bersih (NetWorth)
Rasio ini mengindikasikan jumlah kekayaan bersih anda yang berbentuk kas / tunai atau setara dengan kas saja misalnya tabungan, deposito, emas, reksa dana pasar uang dibandingkan dengan total kekayaan bersih lainnya. Misalkan anda mempunyai dana kas atau setara kas sejumlah Rp. 100 juta dari total kekayaan bersih anda Rp. 500 juta (termasuk rumah tinggal dan kendaraan), maka rasio aset cair anda adalah sebesar 1/5 dari kekayaan anda atau sebesar 20%. Adapun dana anda yang harus berbentuk aset cair adalah minimum sebesar 15%.
3. Rasio Hutang terhadap Aset
Rasio keuangan ini menunjukan kemampuan anda dalam membayar kewajiban / utang-utangnya. Rasio ini adalah cara lebih luas untuk menghitung tingkat likuiditas. Rasio ini dapat juga dipergunakan untuk menghitung tingkat solvency atau kemampuan membayar utang-utang dimana apabila seluruh aset dijual anda mampu menutupi seluruh hutang keluarga yang anda miliki.
Apabila kondisinya aset anda kurang untuk menutupi hutang anda (kecuali pinjaman pembelian rumah /KPR), maka anda dapat dikategorikan bankrut.
4. Rasio Menjaga Hutang
Rasio keuangan ini menunjukan seberapa banyak dana dari penghasilan anda yang akan dipakai untuk membayar kembali hutang-hutang. Rasio ini mengindikasikan apakah anda dapat menjaga/memaintain (memenuhi & memelihara) kewajiban-kewajiban anda.
Maksimum antara 30%-35% dari penghasilan utama bulanan yang dapat dipakai untuk membayar cicilan bulanan hutang.
5. Rasio Investasi Bersih berbanding Kekayaan Bersih
Rasio ini akan membandingkan nilai Aset yang telah anda Investasikan dengan Nilai Kekayaan Bersih yang anda miliki. Rasio ini sangat membantu dalam menunjukan sampai dimana pengetahuan anda tentang investasi dan akumulasi kekayaannya untuk memenuhi tujuan keuangan.
6. Rasio Tabungan
Rasio ini berguna untuk menunjukan apakah anda telah menabung cukup dana untuk memenuhi kebutuhan keuangan anda dimasa yang akan datang.
Banyak buku referensi dari luar negeri mengatakan minimum tabungan / investasi bulanan adalah sebesar 10% dari penghasilan. Akan tetapi yang harus diperhatikan adalah 10% ini untuk standard negara maju (Amerika, Eropa dll) dimana inflasi rata-rata dinegara tersebut adalah dibawah 10%. Sedangkan di Indonesia dimana inflasi rata-rata di 12% maka minimum tabungan/investasi bulanan adalah 15% dari penghasilan dan idealnya adalah minimum 20%-25%, semakin banyak ya semakin bagus.
Dapat dilihat bahwa pentingnya melakukan cek ulang atas keuangan dan investasi anda dan keluarga minimum setahun sekali sehingga dana anda tidak melewati batas-batas rasio ideal yang ditentukan sehingga dapat membahayakan keuangan anda dan keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar