Minggu, 29 Januari 2012

PERANAN INTERNAL KAUM ADAM

Banyak hal yang bisa mengganggu kredibilitas kita baik di dunia kerja maupun di masyarakat. Keseimbangan menjaga peran sebagai pribadi unggul, seorang suami, ayah, karyawan atau pimpinan di kantor dan warga masyarat menjadi mutlak adanya. Salah salah membawa diri maka image diri kita akan salah pula dimata orang lain maupun masyarakat. Paling utama dan pertama adalah kredibilitas kita terhadap keluarga. Apalah artinya kita sukses sebagai pimpinan di kantor atau di masyarakat jika orang terdekat (keluarga) tidak merasakan peran berarti dari diri kita. Sejatinya seorang laki laki adalah sebagai kowwam (pemimpin) untuk istrinya, jadi kudwah (tauladan) bagi anak anaknya dan jadi penyambung doa dan cita cita bagi orang tuanya. Jika peran utama saja sudah terabaikan bagaimana bisa jadi uswah (contoh) untuk masyarakat banyak. Hati hatilah membawa rezki ke rumah. Pastikan harta halal.

Pandailah menjaga diri. Apalagi di dunia kerja. campur baur laki laki dan perempuan sesama karyawan gampang terjadi. Apalagi jika kita sebagai pimpinan yang memiliki staff langsung semisal sekertaris perempuan. Intensitas pertemuan akan sering terjadi meski tidak mengarah ke hal hal pribadi. Tapi potensi fitnah bisa datang kapan saja. Jagalah perasaan pasangan kita. Perasaan istri kita yang telah rela mendampingi kita suka maupun duka.

Mari bersikap lemah lembut kepada istri dan anak kita. Meski mereka salah, disiplin tidak berarti harus ditegakan dengan cacian dan makian. Marah marah ga jelas. Bimbingan adalah yang diperlukan mereka. Meluangkan waktu untuk mereka disaat kita rehat atau santai adalah hal paling berharga. Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas dan kesibukan. Jiwa kita perlu juga rehat. Rehat yang paling indah adalah dengan keluarga. Dukunglah istri kita selalu berbuat baik kepada keluarganya, karena tanggung jawab dia sudah beralih kepada kita.

Berbuat baik kepada orang tua tidak ada putusnya bagi laki laki. Termasuk menafkahi jika keadaan mereka membutuhkannya. Tidak harus bicara ke istri pun tidak disalahkan secara hukum meski jika dikomunikasikan itu lebih bagus. Doa adalah penyambung cita cita mereka. Maka kapan pun dan dimanapun doa kepada orang tua tidak boleh terputus.

Jumat, 27 Januari 2012

Rasio Keuangan Keluarga

Saya merasa perlu mengutip tulisan Aidil Akbar dari Blog Tempo. Semoga Allah memberkahkan ilmu beliau. amiin. berikut tulisan dia:

Tahun baru semangat baru dan keinginan baru. Semua itu sah sah saja, akan tetapi sudahkah anda anda “ngecek” atau bahasa kerenya review apa yang sudah anda lakukan dengan keuangan anda selama satu tahun terakhir ini?.
Lho, knapa harus di cek? Mungkin itu kata anda dalam hati. Mungkin saja dalam kurun waktu satu tahun terakhir telah terjadi hal-hal didalam hidup anda dan keluarga yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan anda seperti misalnya promosi, kenaikan gaji, menambah anggota keluarga (kelahiran anak baru atau ada anggota keluarga yang ikut tinggal dirumah), kehilangan anggota keluarga (kematian), menambah atau mengurangi hutang dan masih banyak lagi lainnya. Nah, kondisi perubahan ini dapat mempengaruhi perubahan dikeuangan anda dan keluarga.
Bagaimana cara mengetahuinya?. Kalau anda pernah belajar keuangan perusahaan atau akunting dikenal ada istilah rasio keuangan perusahaan, didalam ilmu Perencana Keuangan atau Ekonomi Mikro terdapat juga rasio keuangan yang lebih simpel yaitu rasio keuangan keluarga.
Apa saja yang terdapat dan harus diperhatikan didalam rasio keuangan keluarga? Terdapat 6 jenis rasio keuangan yang dapat dipakai di Indonesia yang berhubungan dengan keuangan keluarga untuk melihat apakah yang sudah anda lakukan selama ini atau selama setahun terakhir ini masih dalam koridor keuangan yang layak.
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini mengindikasikan berapa lama (berapa bulan) anda dapat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan bulanan anda apabila semua penghasilan tidak ada sama sekali. Hal ini berhubungan dengan dana cadangan atau di ilmu Perencana Keuangan dan Ekonomi Mikro dkenal dengan dana darurat.
Jumlah minimum yang harus dimiliki adalah sebesar 1 bulan bagi anda yang masih lajang, sebesar 2 bulan apabila anda mempunyai 2 tanggungan dan minimum sebesar 3 bulan apabila anda mempunyai 3 tanggungan dan lebih.
2. Rasio Aset Cair (likuid) berbanding Kekayaan Bersih (NetWorth)
Rasio ini mengindikasikan jumlah kekayaan bersih anda yang berbentuk kas / tunai atau setara dengan kas saja misalnya tabungan, deposito, emas, reksa dana pasar uang dibandingkan dengan total kekayaan bersih lainnya. Misalkan anda mempunyai dana kas atau setara kas sejumlah Rp. 100 juta dari total kekayaan bersih anda Rp. 500 juta (termasuk rumah tinggal dan kendaraan), maka rasio aset cair anda adalah sebesar 1/5 dari kekayaan anda atau sebesar 20%. Adapun dana anda yang harus berbentuk aset cair adalah minimum sebesar 15%.
3. Rasio Hutang terhadap Aset
Rasio keuangan ini menunjukan kemampuan anda dalam membayar kewajiban / utang-utangnya. Rasio ini adalah cara lebih luas untuk menghitung tingkat likuiditas. Rasio ini dapat juga dipergunakan untuk menghitung tingkat solvency atau kemampuan membayar utang-utang dimana apabila seluruh aset dijual anda mampu menutupi seluruh hutang keluarga yang anda miliki.
Apabila kondisinya aset anda kurang untuk menutupi hutang anda (kecuali pinjaman pembelian rumah /KPR), maka anda dapat dikategorikan bankrut.
4. Rasio Menjaga Hutang
Rasio keuangan ini menunjukan seberapa banyak dana dari penghasilan anda yang akan dipakai untuk membayar kembali hutang-hutang. Rasio ini mengindikasikan apakah anda dapat menjaga/memaintain (memenuhi & memelihara) kewajiban-kewajiban anda.
Maksimum antara 30%-35% dari penghasilan utama bulanan yang dapat dipakai untuk membayar cicilan bulanan hutang.
5. Rasio Investasi Bersih berbanding Kekayaan Bersih
Rasio ini akan membandingkan nilai Aset yang telah anda Investasikan dengan Nilai Kekayaan Bersih yang anda miliki. Rasio ini sangat membantu dalam menunjukan sampai dimana pengetahuan anda tentang investasi dan akumulasi kekayaannya untuk memenuhi tujuan keuangan.
6. Rasio Tabungan
Rasio ini berguna untuk menunjukan apakah anda telah menabung cukup dana untuk memenuhi kebutuhan keuangan anda dimasa yang akan datang.
Banyak buku referensi dari luar negeri mengatakan minimum tabungan / investasi bulanan adalah sebesar 10% dari penghasilan. Akan tetapi yang harus diperhatikan adalah 10% ini untuk standard negara maju (Amerika, Eropa dll) dimana inflasi rata-rata dinegara tersebut adalah dibawah 10%. Sedangkan di Indonesia dimana inflasi rata-rata di 12% maka minimum tabungan/investasi bulanan adalah 15% dari penghasilan dan idealnya adalah minimum 20%-25%, semakin banyak ya semakin bagus.
Dapat dilihat bahwa pentingnya melakukan cek ulang atas keuangan dan investasi anda dan keluarga minimum setahun sekali sehingga dana anda tidak melewati batas-batas rasio ideal yang ditentukan sehingga dapat membahayakan keuangan anda dan keluarga.

Minggu, 22 Januari 2012

JAMAAH PENGANTAR CINTA

Hidup memang harus berjamaah, karena sejatinya hanya diakhiratlah kita menyendiri. anak, istri, saudara, kolega, atasan, bawahan, oran tua semuanya sibuk memikirkan dirinya masing-masing. Jamaah bukan sekedar kumpulan orang-orang yang tidak diliputi makna. bukan pula entitas yang saling membanggakan. tapi jamaah yang "berselimut" ketakwaan kepada Alloh. Menatap wajahnya menjadikan damai. Wajah-wajah dalam jamaah yang penuh semangat persaudaraan dan keikhlasan. Jamaah yang senantiasa diawali dengan tilawah qalamulloh setiap kali melingkar. Saling mengingatkan arti hidup dan tujuannya. Mengajarkan kebaikan dan selalu sumringah menatap masa depan. Jamaah yang menunjukan untuk mencintai Robb-nya. Karena kebahagiaan tertinggi adalah mencintai sesuatu yang Tertinggi dan Terindah.

Jumat, 20 Januari 2012

Ini Zaman yang Kita Harus Sering Menenangkan Diri dengan Wudhu


saya ambil kutipan ini dari majalah tarbawi edisi 267. lengkapnya silakan beli.

"Wudhu bukanlah sesuatu yang sederhana dalam kehidupan seorang Muslim, karena ia selalu membuatnya berenergi dan bercahaya ." (Syaikh Ibrahim An Nu'aimi)

Kita tentu sudah berkali-kali berwudhu. Bahkah sudah bertahun-tahun melakukannya. Tapi mungkin ia terlewati begitu saja. Jauh dari makna-makna, jauh dari kenikmatan.

Zaman ini, tidak semudah jaman salafushalih. Meski zaman dimana mereka hidup juga punya tantangannya yang maha dahsyat, yang tak kita temui sekarang ini. Tapi mereka punya kesungguhan membersihkan dan mensucikan diri, jauh lebih besar dari kesungguhan kita melakukan itu. Kita terlalu lemah dan tak banyak berbuat untuk menyelamatkan diri dari hal-hal yang mengotori zaman.

Untuk itulah kita harus selalu sadar membasuh diri, dengan cara apa saja, dengan air wudhu, dengan istighfar, dengan taubat, atau dengan apa saja. Semoga kita selalu sadar akan hal ini, dan semoga kita selalu dimudahkan melakukannya setiap hari, setiap saat.

Kamis, 05 Januari 2012

BAROKALLOHU FII UMRIKI YAA SHOGHIIROTII

Sebenarnya tulisan ini telat, harusnya dibuat kemarin. Tetapi karena banyak kerjaan yang harus diselesaikan, baru sempat hari ini aku tulis. Kemarin, Rabu, 4 Januari 2012 tepat putri kecilku genap dua tahun. Artinya telah genap dua tahun pula aku jadi orang tua dan ayah baginya. Dua tahun pula telah aku lewati bersamanya. Momong dipagi hari, bikin susu tengah malam, nganter dia ke kamar mandi hanya sekedar nemenin dia pipis, nyebokin, mandiin, makein baju, ngajak dia jalan-jalan sekedar lihat kuda di MAKO BRIMOB, lihat rusa di BRIGIF KOSTRAD, ngajak dia ke Gramedia hanya sekedar baca dan agar bisa naik turun di eskalator, makan-makan dan naik odong-odong. Semuanya serasa baru kemarin.

Dibalik semua itu, hati kecil ini miris. Ya, miris, karena belum bisa menjadi bapak yang baik. Hidup masih bergelimang dengan dosa. Belum bisa menjadi "uswah" dan nakhoda yang handal. Miris melihat pergaulan dan perkembangan zaman yang makin tidak "bersahabat" dengan dunia anak. Lagu dan tayangan televisi tidak proporsional memberikan tayangan untuk anak-anak. Buku bacaan dan lagu anak seolah hilang di peredaran. Internet dan Handphone begitu mudah mengakses gambar, games, video dan berita kurang baik. Maka jangan heran anak-anak sekarang sudah biasa "mengkonsumsi" tayangan orang dewasa.

Menjerit batin ini memohon kepada Yang Kuasa, semoga dibimbing dalam mendidik dan membesarkan amanahnya ini. "Ya Robb, karuniakan kepada kami keturunan yang sholih", Yaa Alloh, karuniakan kepada kami keturunan yang baik, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Pengabul doa", Yaa Alloh karuniakan kepada kami Istri dan keturunan yang menjadi penyejuk hati dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang takwa."

Akhirnya, Ayah hanya berdoa sayang, "Barokallohu fii umrikii yaa shogiirotii", semoga Alloh memberkahkan umurmu nak,,!

Senin, 02 Januari 2012

ALPHAMATIC BRAINWAVE

Mengawali tahun baru 2012 ini, saya mengajak istri dan anak bersilaturahim ke orang tua dan mertua di Tanjungsari Sumedang dan Kopo Bandung. tepatnya hari Kamis, 29 Desember 2011 sampai hari Minggu, 1 Januari 2012. Niat dan itikad kuat yang membuncah di dada untuk memperbaiki diri tidak terelakan lagi. Mensucikan diri dan memohon keberkahan hidup menjadi pendorong kuat untuk menggerakan hati dan kaki. "Ini bukan sekedar jalan jalan atau liburan biasa, ini liburan spesial." tuturku pada istri tercinta.

Besar harapan tahun 2012 ini adalah awal kedewasaan diri. Usia yang merambat naik, mengurangi jatah hidup harus "disejajarkan" dengan kedewasaan sikap, tutur kata, pikiran, dan tindakan. Arif dalam menyikapi masalah, santun dalam berucap, tegas dalam bertidak yang dibingkai dengan adab dan tanggung jawab, serta menjalani hidup penuh syukur. Semakin memahami orientasi hidup.

Tidak lupa pula kedewasaan dalam "maisyah". Meski selama ini saya memiliki penghasilan dan beberapa investasi yang lebih dari cukup, rasanya hambar dan hampa kalau kurang disertai kedewasaan diri. Kurang berkah. Mengitikadkan dalam diri untuk setiap investasi harus melalui restu orang tua. Seperti yang sudah dilakukan sebelumnya.

Ini bukan sekedar slogan atau harapan tanpa tindakan. Realnya adalah mengawalinya dari hari ini, dari diri dan dari yang terkecil. Mengawali hari hari mulai sepertiga malam terakhir, berserah diri kepada Yang Kuasa, Dzat yang "menggemgam" hidup dan matiku. Kholik yang menentukan arah hidupku, sambil memasuki "alphamatic brainwave" dengan penuh keikhlasan. "Lumuri" diri penuh syukur. Syukur karena Allah masih memberikan kenikmatan "bercumbu dan mengadu" kepada Nya. "Balut" jiwa dengan penuh penyesalan. Penyesalan karena telah menyia nyiakan kenikmatan, bahkan digunakan untuk mendurhakai Nya. Untaian harapan dan pinta melengkapi di akhir pengaduan. Kemudian gerakan kaki ketika kumandang subuh memanggil. Menikmati kebersamaan dalam gerak jamaah kekhusyuan. Lihat dan tebarlah senyum ke setiap wajah wajah penuh "cahaya." Jabatlah tangan hangatnya dengan erat ditaburi dengan doa. Lengkapi pagi dengan dzikir dan tilawah. Resapi dan pahami. Sebelum melangkah ke "dunia" mari mengawali hari dengan berbagi meski dengan dua rakaat Duha. Raga ini perlu disedekahi. Sesulit apapun "ritual" tersebut harus jadi bingkai hari.

Perbaharui niat setiap saat, karena waktu kita lebih sedikit daripada tugas kita. Insya Allah akan menjadi ibadah.

salam transpormasi,
@ayahhira